23.4 C
Magelang
Friday, 8 December 2023

Efektivitas Lahan Sempit dengan Tumpang Sari

Oleh : Isti Nur Azizah

Luas lahan pertanian saat ini semakin sempit. Hal tersebut disebabkan adanya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan merupakan perubahan fungsi lahan dari fungsi semula ke fungsi yang lain. Dari lahan pertanian menjadi permukiman, atau menjadi kawasan industri maupun pariwisata. Akibat alih fungsi lahan itulah, lahan pertanian menjadi sempit atau berkurang.

Dengan berkurangnya lahan pertanian, tidak sedikit petani yang bingung, terkait jenis komoditas yang hendak ditanam. Apabila keterbatasan lahan itu tidak segera diatasi maka akan berisiko buruk. Risiko buruk yang dapat timbulkan antara lain, kesejahteraan masyarakat menurun, berkurangnya jumlah petani, dan lain sebagainya.

Keterbatasan lahan menjadi masalah yang cukup serius sehingga harus dicarikan solusinya. Salah satu cara mengatasi keterbatasan tersebut yaitu dengan menerapkan metode atau sistem budidaya yang tepat untuk kondisi lahan yang tidak luas tetapi mendapatkah hasil yang optimal.

Sistem budidaya tanaman merupakan metode atau cara menanam yang diterapkan oleh petani. Terdapat berbagai sistem budidaya tanaman dalam bidang pertanian. Salah satunya adalah sistem tumpang sari.

Tumpang sari merupakan sistem tanam yang melibatkan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal. Komoditas dalam sistem kombinasi ini ditanam pada waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan di lahan tanam. Biasanya sistem ini menghasilkan produksi yang tinggi. Sistem tanam perpaduan atau campuran yang sudah lama digunakan oleh petani di Indonesia. Sistem ini memiliki banyak keunggulan dan manfaat.

Keunggulan penerapan sistem tumpang sari sangat beragam. Keunggulan pertama adalah mampu meminimalisasi serangan hama dan penyakit pada tanaman. Keunggulan kedua adalah produktivitas lahan semakin bertambah. Keunggulan lainnya dapat memperbaiki kualitas tanah. Petani dapat memperoleh manfaat yang cukup banyak dengan penerapan sistem ini.

Manfaat yang diperoleh petani dari penerapan sistem tumpang sari yaitu mengurangi biaya produksi. Selain itu, hasil budidayanya cukup beragam. Manfaat lain yang dapat dinikmati oleh petani adalah meningkatkan pendapatan dengan hasil produksi yang tinggi. Juga mengurangi risiko kegagalan panen.

Dapat disimpulkan bahwa sistem tanam tumpang sari berperan positif dengan berbagai manfaatnya. Hal tersebut dapat diperoleh apabila kesesuaian dalam pemilihan tanaman yang akan ditumpang sari tepat.

Tanaman yang ditumpang sari adalah tanaman semusim. Tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam. Tanaman ini biasanya ditanam pada pekarangan rumah. Contohnya terung, cabai, jagung.

Teknik penanaman tumpang sari terbagi dalam beberapa macam. Teknik penanaman yang pertama adalah pemilihan jenis tanaman yang cocok. Pemilihan waktu tanam yang tepat merupakan teknik penanaman yang kedua. Teknik penanaman yang ketiga berupa pemupukan yang tepat atau sesuai. Kemudian teknik yang terakhir yaitu pengaturan jarak tanam yang sesuai. Selain hal tersebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penanaman sistem tumpang sari.

Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan pemasangan tanaman terbagi dalam dua kategori. Yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari tanaman itu sendiri. Hal itu dapat berupa syarat tumbuh dari tanaman itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar tanaman atau lingkungan sekitar. Faktor tersebut seperti kondisi cuaca dan iklim pada wilayah tersebut. Penggunaan pupuk dapat meminimalisasi dari faktor-faktor tersebut.

Pupuk merupakan material atau bahan yang ditambahkan ke tanah maupun tajuk tanaman. Pemberian bahan ini bertujuan untuk mencukupi zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman mampu memproduksi maupun bertumbuh secara optimal dengan pemberian pupuk sebagai nutrisinya.  Pupuk dibedakan berdasarkan asal pembentukan dan bentuknya. Berdasarkan asal pembentukannya, pupuk dibedakan menjadi pupuk organik dan anorganik. Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada dua pupuk. Yakni pupuk cair dan pupuk padat. Pemberian pupuk sangat penting dan cukup berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil produksi. (*/lis)

Mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tidar

Oleh : Isti Nur Azizah

Luas lahan pertanian saat ini semakin sempit. Hal tersebut disebabkan adanya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan merupakan perubahan fungsi lahan dari fungsi semula ke fungsi yang lain. Dari lahan pertanian menjadi permukiman, atau menjadi kawasan industri maupun pariwisata. Akibat alih fungsi lahan itulah, lahan pertanian menjadi sempit atau berkurang.

Dengan berkurangnya lahan pertanian, tidak sedikit petani yang bingung, terkait jenis komoditas yang hendak ditanam. Apabila keterbatasan lahan itu tidak segera diatasi maka akan berisiko buruk. Risiko buruk yang dapat timbulkan antara lain, kesejahteraan masyarakat menurun, berkurangnya jumlah petani, dan lain sebagainya.

Keterbatasan lahan menjadi masalah yang cukup serius sehingga harus dicarikan solusinya. Salah satu cara mengatasi keterbatasan tersebut yaitu dengan menerapkan metode atau sistem budidaya yang tepat untuk kondisi lahan yang tidak luas tetapi mendapatkah hasil yang optimal.

Sistem budidaya tanaman merupakan metode atau cara menanam yang diterapkan oleh petani. Terdapat berbagai sistem budidaya tanaman dalam bidang pertanian. Salah satunya adalah sistem tumpang sari.

Tumpang sari merupakan sistem tanam yang melibatkan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal. Komoditas dalam sistem kombinasi ini ditanam pada waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan di lahan tanam. Biasanya sistem ini menghasilkan produksi yang tinggi. Sistem tanam perpaduan atau campuran yang sudah lama digunakan oleh petani di Indonesia. Sistem ini memiliki banyak keunggulan dan manfaat.

Keunggulan penerapan sistem tumpang sari sangat beragam. Keunggulan pertama adalah mampu meminimalisasi serangan hama dan penyakit pada tanaman. Keunggulan kedua adalah produktivitas lahan semakin bertambah. Keunggulan lainnya dapat memperbaiki kualitas tanah. Petani dapat memperoleh manfaat yang cukup banyak dengan penerapan sistem ini.

Manfaat yang diperoleh petani dari penerapan sistem tumpang sari yaitu mengurangi biaya produksi. Selain itu, hasil budidayanya cukup beragam. Manfaat lain yang dapat dinikmati oleh petani adalah meningkatkan pendapatan dengan hasil produksi yang tinggi. Juga mengurangi risiko kegagalan panen.

Dapat disimpulkan bahwa sistem tanam tumpang sari berperan positif dengan berbagai manfaatnya. Hal tersebut dapat diperoleh apabila kesesuaian dalam pemilihan tanaman yang akan ditumpang sari tepat.

Tanaman yang ditumpang sari adalah tanaman semusim. Tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam. Tanaman ini biasanya ditanam pada pekarangan rumah. Contohnya terung, cabai, jagung.

Teknik penanaman tumpang sari terbagi dalam beberapa macam. Teknik penanaman yang pertama adalah pemilihan jenis tanaman yang cocok. Pemilihan waktu tanam yang tepat merupakan teknik penanaman yang kedua. Teknik penanaman yang ketiga berupa pemupukan yang tepat atau sesuai. Kemudian teknik yang terakhir yaitu pengaturan jarak tanam yang sesuai. Selain hal tersebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penanaman sistem tumpang sari.

Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan pemasangan tanaman terbagi dalam dua kategori. Yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari tanaman itu sendiri. Hal itu dapat berupa syarat tumbuh dari tanaman itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar tanaman atau lingkungan sekitar. Faktor tersebut seperti kondisi cuaca dan iklim pada wilayah tersebut. Penggunaan pupuk dapat meminimalisasi dari faktor-faktor tersebut.

Pupuk merupakan material atau bahan yang ditambahkan ke tanah maupun tajuk tanaman. Pemberian bahan ini bertujuan untuk mencukupi zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman mampu memproduksi maupun bertumbuh secara optimal dengan pemberian pupuk sebagai nutrisinya.  Pupuk dibedakan berdasarkan asal pembentukan dan bentuknya. Berdasarkan asal pembentukannya, pupuk dibedakan menjadi pupuk organik dan anorganik. Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada dua pupuk. Yakni pupuk cair dan pupuk padat. Pemberian pupuk sangat penting dan cukup berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil produksi. (*/lis)

Mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tidar

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks