RADARSEMARANG.ID, PENDIDIKAN prasekolah dan usia dini merupakan tempat dimana anak-anak dibantu dan didorong serta distimulasi agar multi potensinya dapat berkembang secara optimal.
Dalam pembelajaran yang baik diterapkan pada anak usia dini adalah dengan cara bermain sambil belajar yang sesuai dengan aspek-aspek perkembangan yang diterapkan dalam pembelajaran di kelompok bermain ataupun di TK.
Terutama perkembangan kognitif yang sulit diterima anak, sedangkan pada usia 3-6 tahun merupakan periode terpenting untuk merangsang pertumbuhan otak anak. Bermain adalah keinginan anak-anak secara alamiah. Karena dunia anak adalah dunia bermain dan belajar di lakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indra anak. (Mursid, 2015:55).
Bermain bowling merupakan kegiatan yang menarik untuk diperkenalkan kepada anak usia dini karena media yang menarik serta merangsang anak untuk mengenal media tersebut. Kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan kognitif.
Menurut Yuriastin (Sertifikasi Guru, 2014: 16) bermain merupakan salah satu stimulus dari lingkungan yang dapat membantu memaksimalkan tumbuh kembang dan kecerdasan anak seperti nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional.
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif yakni mendiskripsikan data berkaitan dengan perilaku (tingkat antusias anak dalam mengikuti permainan) pada setiap siklus.
Sedangkan secara kuantitatif bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan anak dalam bentuk hitungan rumus atau persentase keberhasilan anak. Dengan demikian, data keberhasilan penelitian akan terlihat jelas.
Tingkat pencapaian keberhasilan anak pada kegiatan bermain bowling tidak kurang dari batas ketuntasan minimal yaitu 80% atau sejumlah 16 anak dari 20 anak dalam satu kelas telah berhasil dalam kegiatan bermain bowling.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas penerapan kegiatan bermain bowling, untuk meningkatkan kerja sama anak pada kelompok A TK Pembina Watukumpul Pemalang. dalam kegiatan bermain bowling, dan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan.
Penelitian ini juga memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Terutama pada kemampuan kognitif anak dalam melakukan kegiatan bermain bowling untuk memaksimalkan keadaan anak didik dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus I penelitian terlebih dahulu membuat rencana kegiatan harian dengan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian. Dan dengan satu variabel yakni kemampuan kognitif pada kegiatan bermain bowling anak kelompok A.
Dengan melakukan kegiatan bermain bowling aktivitas anak meningkat, penelitian menunjukkan perkembangan kognitif anak TK Pembina Watukumpul. Dalam pembelajaran, anak diberi kesempatan untuk bermain bowling sambil melihat angka berapa yang ada dibowling yang jatuh, dengan media yang sudah disediakan.
Sedangkan pada siklus II, peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga lebih optimal dan anak lebih antusias dalam pembelajaran. Keberhasilan kegiatan bermain bowling dapat dilihat yaitu pada siklus I kemampuan bermain bowling dari 20 anak, yang mendapat nilai baik ada 12 anak (60%), cukup ada 2 anak (10%), kurang ada 6 anak (30%), dan Pada Siklus II yang mampu bermain bowling ada 18 anak (90%), cukup 2 anak (10%), kurang ada 0 (0%) dan yang kurang sekali tidak ada.
Maka hasil akhir menunjukkan kenaikan 30% yang awalnya 60% menjadi 90% untuk anak yang sudah mampu dalam melaksanakan kegiatan bermain bowling. (rn2/zal)
Guru TK Negeri Pembina Watukumpul, Pemalang