RADARMAGELANG.COM, Wonosobo – Bendungan Blawong di Sungai Semagung, Kelurahan Pagerkukuh Kecamatan Wonosobo jebol. Sebanyak 92 hektare sawah di sepanjang aliran tak bisa teraliri air.
Kepala Bidang SDA DPUPR Kabupaten Wonosobo, Eko Premono menjelaskan Bendungan Blawong jebol, Senin (19/6) sore. Diduga fondasi bendungan yang sudah tua itu tak kuat menahan volume air yang terus meninggi akibat hujan deras.
“Posisinya masih banjir karena hujan deras beberapa jam, saat kejadian itu berlangsung,” terang Eko saat dikonfirmasi, Selasa (20/6).
Bendungan setinggi 3 meter dan panjang 18 meter itu merupakan salah satu bendungan vital bagi sektor pertanian dan perikanan di Wonosobo. Sebab mengaliri saluran irigasi untuk lahan pertanian seluas 92 hektare.
Akibat kejadian tersebut, lahan pertanian dan kolam ikan milik warga di Kelurahan Pagerkukuh, Kelurahan Jaraksari dan Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Wonosobo sementara waktu tidak mendapatkan layanan air irigasi.
“Saluran irigasi Blawong menyuplai air di sepanjang 3,37 kilometer. Jadi memang cukup vital bagi sektor pertanian,” katanya.
Karena jebolnya fondasi nyaris 100 persen maka perlu dibangun lagi agar sawah dan kolam ikan dapat berfungsi kembali. “Untuk sementara ini yang kita butuhkan adalah penanganan darurat segera dilakukan agar pelayanan air irigasi tidak terancam kekeringan,” ujarnya.
Pihaknya masih melakukan perhitungan untuk mencari solusi sementara. Sembari menunggu anggaran pembangunan bendungan. “Kalau perbaikan permanen masih menunggu ketersediaan anggaran. Yang bisa segera dilakukan adalah penanganan darurat agar pelayanan air irigasi bisa berjalan kembali,” lanjutnya.
Ia menambahkan Bendung Blawong telah mengalami kerusakan. Pada tahun 2018 sudah pernah direhab ringan. Namun karena umur sudah tua dan beban air, membuat kondisi bendung tak bisa bertahan lebih lama.
“Secara umur bendung ini sudah tua. Karena jika melihat strukturnya merupakan salah satu bendung warisan bangunan zaman Belanda,” tandasnya. (git/lis)