22.9 C
Magelang
Saturday, 9 December 2023

Anggaran Program Mayo Sekolah Mencapai Rp 800 Juta

RADARMAGELANG.COM, Wonosobo – Pemerintah Kabupaten Wonosobo tahun ini anggarkan Rp 800 juta untuk program Mayo Sekolah. Jumlah tersebut naik 70 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar di angka Rp 500 juta saja.

Kepala Bidang Bina Program dan Pengembangan Disdikpora, Lintang Esti Pramanasari menjelaskan jumlah anggaran untuk mengatasi anak tidak sekolah (ATS) tahun ini mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2022 besaran anggaran yang di berikan Rp 500 juta, tahun 2023 ini besarannya menjadi Rp 800 juta.

“Karena tahun lalu angka Rp 500 juta ini digunakan untuk membiayai 228 anak yang kembali bersekolah. Maka tahun ini harus ditambah,” terangnya saat dikonfirmasi baru-baru ini.

Sebab menurutnya program ini berkelanjutan. Lewat program Mayo Sekolah ini akan diberikan secara simultan kepada para siswa hingga proses belajar dinyatakan selesai. “Jadi misalnya yang sekarang baru kelas 6 SD dan mau melanjutkan ke SMP ya tetap akan kita bantu sampai tiga tahun selanjutnya,” ujarnya.

Jika program ini tidak berkelanjutan akan ada kemungkinan siswa kembali tidak bersekolah. Mengingat bantuan tersebut memang ditunjukkan bagi keluarga menengah ke bawah. “Meskipun faktanya anak putus sekolah itu bukan hanya karena faktor ekonomi ya. Juga faktor motivasi belajarnya yang rendah misalnya,” ungkapnya.

Hal tersebut berkaca pada hasil evaluasi yang Disdikpora lakukan setahun ini. Dari 228 siswa yang dibantu lewat program mayo sekolah ini masih ada yang tetap keluar dan tidak melanjutkan pendidikannya. “Dari 228 anak itu, setidaknya ada 8 anak yang memutuskan untuk keluar (sekolah) lagi. Tentu ini bukan karena alasan ekonomi, karena sudah kita bantu kebutuhannya,” ujarnya.

Lintang melanjutkan anggaran tahunn ini akan dibagi untuk membiayai anak yang sudah bersekolah selama setahun dan yang akan masuk sebagai siswa baru. Dengan besaran Rp 500 juta akan tetap digunakan untuk membantu siswa yang sudah masuk pendidikan selama setahun ini. Sementara Rp 300 juta digunakan untuk menambah siswa baru yang ingin kembali melanjutkan pendidikannya.

Disebutkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, Tono Prihatono, perjalanan program Mayo Sekolah yang dimulai tahun 2022, dari data terdapat sebanyak 3.587 anak tidak sekolah. Dan sebanyak 228 bisa kembali bersekolah, 89 di sekolah formal dan 139 sekolah nonformal. Dan sekarang masih ada 3.301 anak tidak sekolah. “Program Mayo Sekolah ini melibatkan perangkat daerah, kecamatan, desa/kelurahan, satuan pendidikan formal dan nonformal,” jelasnya.

Tono juga menyampaikan bahwa untuk program Mayo Sekolah ini, pemkab menyediakan beasiswa kepada anak yang kembali ke sekolah. Dengan besaran beasiswa per semester, SD/MI sebanyak Rp 300 ribu, SMP/MTS sebanyak Rp 600 ribu, SMA/MA sebanyak Rp 900 ribu, Kejar Paket A sebanyak Rp 225 ribu, Kejar Paket B sebanyak Rp 400 ribu dan Kejar Paket C sebanyak Rp 600 ribu. (git/lis)

 

RADARMAGELANG.COM, Wonosobo – Pemerintah Kabupaten Wonosobo tahun ini anggarkan Rp 800 juta untuk program Mayo Sekolah. Jumlah tersebut naik 70 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar di angka Rp 500 juta saja.

Kepala Bidang Bina Program dan Pengembangan Disdikpora, Lintang Esti Pramanasari menjelaskan jumlah anggaran untuk mengatasi anak tidak sekolah (ATS) tahun ini mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2022 besaran anggaran yang di berikan Rp 500 juta, tahun 2023 ini besarannya menjadi Rp 800 juta.

“Karena tahun lalu angka Rp 500 juta ini digunakan untuk membiayai 228 anak yang kembali bersekolah. Maka tahun ini harus ditambah,” terangnya saat dikonfirmasi baru-baru ini.

Sebab menurutnya program ini berkelanjutan. Lewat program Mayo Sekolah ini akan diberikan secara simultan kepada para siswa hingga proses belajar dinyatakan selesai. “Jadi misalnya yang sekarang baru kelas 6 SD dan mau melanjutkan ke SMP ya tetap akan kita bantu sampai tiga tahun selanjutnya,” ujarnya.

Jika program ini tidak berkelanjutan akan ada kemungkinan siswa kembali tidak bersekolah. Mengingat bantuan tersebut memang ditunjukkan bagi keluarga menengah ke bawah. “Meskipun faktanya anak putus sekolah itu bukan hanya karena faktor ekonomi ya. Juga faktor motivasi belajarnya yang rendah misalnya,” ungkapnya.

Hal tersebut berkaca pada hasil evaluasi yang Disdikpora lakukan setahun ini. Dari 228 siswa yang dibantu lewat program mayo sekolah ini masih ada yang tetap keluar dan tidak melanjutkan pendidikannya. “Dari 228 anak itu, setidaknya ada 8 anak yang memutuskan untuk keluar (sekolah) lagi. Tentu ini bukan karena alasan ekonomi, karena sudah kita bantu kebutuhannya,” ujarnya.

Lintang melanjutkan anggaran tahunn ini akan dibagi untuk membiayai anak yang sudah bersekolah selama setahun dan yang akan masuk sebagai siswa baru. Dengan besaran Rp 500 juta akan tetap digunakan untuk membantu siswa yang sudah masuk pendidikan selama setahun ini. Sementara Rp 300 juta digunakan untuk menambah siswa baru yang ingin kembali melanjutkan pendidikannya.

Disebutkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, Tono Prihatono, perjalanan program Mayo Sekolah yang dimulai tahun 2022, dari data terdapat sebanyak 3.587 anak tidak sekolah. Dan sebanyak 228 bisa kembali bersekolah, 89 di sekolah formal dan 139 sekolah nonformal. Dan sekarang masih ada 3.301 anak tidak sekolah. “Program Mayo Sekolah ini melibatkan perangkat daerah, kecamatan, desa/kelurahan, satuan pendidikan formal dan nonformal,” jelasnya.

Tono juga menyampaikan bahwa untuk program Mayo Sekolah ini, pemkab menyediakan beasiswa kepada anak yang kembali ke sekolah. Dengan besaran beasiswa per semester, SD/MI sebanyak Rp 300 ribu, SMP/MTS sebanyak Rp 600 ribu, SMA/MA sebanyak Rp 900 ribu, Kejar Paket A sebanyak Rp 225 ribu, Kejar Paket B sebanyak Rp 400 ribu dan Kejar Paket C sebanyak Rp 600 ribu. (git/lis)

 

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks