RADARMAGELANG.COM, Wonosobo – Kawasan wisata Dieng kembali diselimuti embun es pada Senin (13/3/2023) pagi. Fenomena ini datang lebih awal di tahun 2023 ini. Embun es muncul pada suhu yang lebih hangat dari biasanya.
“Iya betul. Senin pagi sudah ada embun upas di sana,” terang Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Fatonah Ismangil saat dikonfirmasi.
Embun es ini pertama kali terlihat, katanya berada di tanah lapang sekitar Candi Arjuna. Embun es yang datang kali ini memang tidak muncul di setiap lokasi. Hanya ada di beberapa tempat saja embun itu terlihat. “Karena memang biasanya kalau awal-awal kemunculan itu hanya di tanah lapang saja, belum sampai ke lahan pertanian warga,” katanya.
Fatonah sendiri tidak menyangka jika kemunculan embun es atau yang biasa disebut sebagai embun upas itu terlihat di pertengahan bulan Maret. Sebab biasanya embun baru akan muncul saat memasuki penghujung musim kemarau. “Karena biasanya kan datangnya pada pertengahan tahun. Di bulan Juni sampai Agustus. Ini masih sering terjadi hujan tapi sudah ada embun upas,” ujarnya.
Meski begitu, Fatonah mengakui jika dalam beberapa hari terakhir suhu pada malam hari terasa dingin dibanding hari-hari sebelumnya. Ia mengaku mulai merasakan suhu dingin itu sejak Minggu (12/3/2023) malam lalu. “Memang sudah dari tadi malam udara di Dieng ini terasa lebih dingin dibanding hari-hari sebelumnya. Ternyata paginya muncul embun es,” kata dia.
Diketahui jika suhu udara di Dataran Tinggi Dieng pada Senin pagi turun hingga 1,49 derajat celsius. Ini merupakan suhu terhangat yang membuat embun di komplek Candi Arjuna membeku. Salah satu pelaku wisata sekaligus pembuat alat pengukur suhu udara Dieng, Aryadi Darwanto menyebut suhu terendah di Dataran Tinggi Dieng pada Senin (13/3) terjadi pada pukul 05.37 subuh. Suhu udara tercatat 1,49 derajat celsius di depan kantor UPT Dieng di komplek Candi Arjuna.
“Setelah saya cek suhu dari aplikasi Stasiun Cuaca Dieng, suhu permukaan tanah di komplek Candi Arjuna terendah ada di angka 1,49 derajat celsius pada pukul 05.37 pagi,” ujarnya saat dihubungi via telepon.
Berdasarkan catatannya, munculnya embun es pada suhu 1,49 derajat di Dataran Tinggi Dieng ini merupakan yang terhangat. Biasanya embun mulai membeku pada suhu 0 derajat hingga mencapai minus 1 dan seterusnya. “Ini menjadi data baru. Karena suhu di atas 1 derajat tetapi embun sudah membeku. Tapi dari malam suhu sudah mulai turun di angka 5 derajat pada pukul 00.00 WIB,” terangnya.
Namun Aryadi mengatakan suhu udara bukan menjadi satu-satunya penyebab embun bisa muncul. Faktor lainnya adalah adanya pergerakan angin dari malam hingga pagi hari.
“Kalau ada angin itu embun tidak membeku. Pernah dulu sampai minus 4 derajat celsius tetapi embun tidak membeku. Tetapi kalau di atas itu tenang, tidak ada hembusan angin dan suhu turun biasanya embun pada pagi hari membeku. Utamanya di komplek Candi Arjuna,” jelasnya.
Ia telah memasang alat pengukur suhu udara yang ditempatkan di depan kantor UPT Pengelola Wisata Dieng. Alat ini terus menyampaikan suhu udara setiap waktu. Termasuk melaporkan jika terjadi embun es.
“Kalau alatnya kami pasang di depan kantor UPT Dieng. Jadi bisa terus memantau suhu udara di komplek Candi Arjuna. Termasuk kalau muncul embun es juga ada laporannya,” tandasnya. (git/lis)