RADARMAGELANG.COM, Wonosobo – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Wonosobo belum berakhir. Sejumlah kasus pada hewan ternak masih saja ditemukan. Bahkan awal tahun ini kasusnya meningkat.
Dokter Hewan Dispaperkan Kabupaten Wonosobo Heri Kuswanto mengatakan di bulan Januari 2023 ini ada tren kenaikan kasus PMK. Meski jumlah kenaikan dari kasus yang ditemukan menurutnya belum seperti di awal kemunculan virus ini. “Bulan Januari ini trennya naik. Ada sekitar 50-an kasus, tapi nggak seperti dulu yang meledak tahun 2022,”ungkapnya.
Hampir setiap hari pihaknya menerima laporan kasus PMK pada ternak. Namun rata- rata dari hasil temuan tersebut virus banyak menjangkit hewan ternak yang belum pernah divaksin. “Jadi setelah kita cek memang sapi yang belum pernah divaksin tahun 2022 lalu. Karena para peternak menyampaikan sapi dalam keadaan sehat waktu itu,” tambahnya.
Pihaknya selama ini telah bekerja ekstra untuk mengatasi masalah ini. Terlebih kasus ini belum mengalami penurunan yang cukup signifikan. Setidaknya dalam satu tahun, yakni di tahun 2022 ada sekitar 1.888 kasus PMK di Wonosobo.
Sementara untuk pemberian vaksin PMK, sedikitnya pada tahun 2022 ada 7000 dosis vaksin telah disuntikan pada hewan ternak sapi dan domba. Pemberian vaksin ini dilakukan hampir di seluruh wilayah kecamatan.
“Dulu saja PMK dengan vaksinasi baru bebas setelah 6 tahun. Sekarang baru 1 tahun. Maka dari itu kita selalu melakukan vaksinasi, sosialisasi, pemantauan di pasar hewan, dan penyemprotan pasar hewan,” jelasnya.
Meski begitu, pihaknya mengaku beruntung karena jumlah kasus PMK di Wonosobo tidak sebanyak seperti di daerah lain. Karena populasi ternak khususnya sapi jumlahnya lebih sedikit tidak seperti di Boyolali, Blora, ataupun Rembang. Populasi ternak di Wonosobo juga terpencar. Tidak saling berdekatan, karena Wonosobo berada di daerah pegunungan yang akses lalu lintas cukup sulit sehingga virus tidak mudah menyebar antar ternak. Termasuk pasar hewan juga tidak terlalu ramai banget untuk transaksi. (git/lis)