RADARMAGELANG.COM, Temanggung– Kabupaten Temanggung mendapat penghargaan pembangunan daerah (PPD) sebagai kabupaten terbaik se-Indonesia. Bersamaan, Provinsi Jawa Tengah juga mendapat penghargaan sebagai provinsi terbaik se-Indonesia. Penghargaan ini ketiga kalinya bagi Kabupaten Temanggung.
Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq menerima piala penghargaan tersebut dari Menteri PPN/Bappenas RI Suharso Monoarfa di gedung Bappenas Rabu (14/6/2023). Menurut bupati, kunci kemenangan Kabupaten Temanggung selama tiga kali berturut-turut di PPD ini, karena program-program yang inovatif, langsung bersentuhan dengan urusan masyarakat, dan melaksanakan program secara masif dengan melibatkan seluruh masyarakat.
“Masyarakat Temanggung adalah masyarakat pekerja keras, dan masyarakat yang suka dengan harmonitas. Ada banyak inovasi yang telah pihaknya lakukan selama memimpin Kabupaten Temanggung sejak tahun 2018 sampai sekarang,”ujarnya. Dia menyadari terdapat banyak permasalahan di masyarakat yang tidak bisa dituntaskan semata-mata hanya dengan program-program pemerintah. Baik program yang menggunakan DAK, bantuan dari provinsi, maupun program-program APBD.
Karena pendapatan asli daerah, apalagi di tengah situasi Covid-19 sangat terbatas. Maka pemerintah harus kreatif dan inovatif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang tidak bisa diselesaikan melalui program-program APBD di tingkat kabupaten.
Masyarakat sekarang cenderung instan, ingin menyelesaikan masalah-masalah yang ada di depan mata yang langsung bisa dirasakan manfaatnya. Tetapi kadang tidak bisa berfikir panjang tentang masalah-masalah yang kira-kira akan muncul di jangka panjang.
Maka pemerintah dan perencana, khususnya bappeda, didorong untuk bisa memprediksi jauh ke depan tentang masalah-masalah apa yang akan dihadapi kabupaten tersebut dalam 10 hingga 20 tahun mendatang. Bahkan itu di luar RPJMD pembangunan yang sedang dikerjakan.
Dengan melihat situasi di lapangan, banyak masalah yang ada di masyarakat tidak bisa langsung merasakan. Karena pemerintah melaksanakan untuk jauh ke depan, banyak program yang tidak bisa dilaksanakan karena biayanya sangat besar dan APBDnya sangat terbatas.
Maka pemerintah Kabupaten Temanggung mencoba mangambil keputusan melaksanakan pembangunan dengan pendekatan gerakan sosial. Bukan sekadar partisipasi masyarakat, tapi betul-betul menggerakkan masyarakat agar pembangunan ini menjadi suatu gerakan komunitas seluruh masyarakat di Kabupaten Temanggung.
Misalnya, tahun ini yang sekarang masuk dalam materi pemilihan PPD, pihaknya membuat program konservasi sabuk gunung. Gerakan ini dilatarbelakangi karena kondisi di Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau yang merupakan hulu dari Sungai Progo, mengalami degradasi lingkungan yang begitu cepat. Erosinya sangat cepat karena tumbuh-tumbuhan sudah mulai berkurang. Faktornya adalah ekonomi, dimana pohon-pohon mulai ditebang agar lahannya bisa digunakan untuk bercocok tanam.
“Pemerintah, tanpa biaya, menggerakkan seluruh masyarakat untuk bertanam pohon. Pertama-tama pemerintah menganggarkan pengadaan pohon, kemudian mencari bibit pohon dari berbagai perusahaan. Selanjutnya menggerakkan masyarakat untuk menananam di seluruh lahan-lahan yang diperlukan. Gerakan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sudah tumbuh,”imbuh Bupati Khadziq.
Menanam pohon merupakan program yang tidak populer. Kalau bupati hanya mencari popularitas untuk maju pada periode kedua, tentu dia lebih baik membangun patung atau gerbang kota yang megah. Karena itu akan langsung dilihat oleh rakyat. Tetapi menanam pohon itu tidak bisa langsung dirasakan. Baru setelah 20 tahun mendatang akan bisa dirasakan manfaatnya. Kalau 20 tahun ke depan baru bisa dirasakan, mungkin 20 tahun ke depan baru menyerap air dan muncul sumber-sumber mata air. (adv/din/lis)