RADARMAGELANG.COM, Temanggung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung berupaya mengatasi kemiskinan ekstrem dengan program Rakai Pikatan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei menjelaskan, Rakai Pikatan merupakan program sinergi multihelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, perbankan, perusahaan, akademisi, tokoh agama, akademisi, dan media massa. Menurutnya, kemiskinan ekstrem adalah salah satu pekerjaan rumah yang harus dipecahkan dan dituntaskan di Kabupaten Temanggung.
“Semua terlibat untuk menuntaskan kemiskinan ini. Rakai Pikatan mencakup penyaluran bantuan sosial dan upaya peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Dia mengatakan, sebagian dari alokasi dana desa dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem. Antara lain untuk penuntasan stunting, kemiskinan ekstrem, dan sarana prasarana. Angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Temanggung masih 0,96 persen. Dengan jumlah penduduk miskin ekstrem 7.510 orang. Pemkab Temanggung menargetkan angka kemiskinan ekstrem turun menjadi nol persen pada 2024.
“Penduduk yang dikategorikan mengalami kemiskinan ekstrem pengeluaran per hari tidak lebih dari Rp 12 ribu, tidak bekerja sama sekali. Tidak punya keluarga dan kerabat, dan tidak punya tempat tinggal,” katanya.
Dwi menambahkan, penduduk dengan kemiskinan ekstrem di Temanggung di antaranya ada di Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan dan Desa Mudal, Kecamatan Temanggung. Program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan ekonomi Temanggung dinamai seperti nama raja Mataram Kuno, Rakai Pikatan.
“Raja Mataram Kuno dalam pemerintahannya selalu mementingkan kemakmuran rakyat dari pada dirinya sendiri. Oleh karena itu Rakai Pikatan ini diharapkan dapat tumbuh kembali untuk menuntaskan kemiskinan di Temanggung,” tambahnya. (din/lis)