23.4 C
Magelang
Friday, 8 December 2023

Berharap Musim Tembakau Baik di Tahun Kelinci Air

RADARMAGELANG.COM, Temanggung – Kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Dharma Nugraha Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung menggelar sembahyang pada malam terakhir tahun imlek 2573. Sekretaris Umum TITD Dharma Nugraha Suhandoko Tanusubroto mengatakan, memasuki tahun baru imlek 2574 dengan simbol kelinci air.

Pada akhir tahun harimau air ini, dia mengucapkan syukur karena sampai saat ini masih dikarunia kesehatan. Sehingga, semuanya dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Dia berharap pada tahun yang akan datang, yaitu tahun kelinci air, bisa diberikan pikiran yang jernih, hati yang lapang, semangat yang menyala-nyala dan tak kunjung padam. Sehingga, semua hal dapat terselesaikan sesuai harapan.

“Makna kelinci air, sesuai sifat dari kelinci yang suka melompat-lompat, tahun ini curah hujan tetap tinggi, akan tetapi pada saat musim tembakau, kami berharap akan ada panas. Sehingga tembakau bisa baik,” katanya Sabtu (21/1) malam.

Selanjutnya, Suhandoko menceritakan, kelenteng ini sudah sangat kuno, karena kelahirannya berkaitan dengan perang Diponegoro pada tahun 1825 sampai 1830. Kapan tepatnya kelenteng ini dibangun, ia mengaku tidak tahu secara pasti. Hanya saja, kelenteng ini sempat terbakar, kemudian direhab. Pada akhir rehab, ada sebuah laporan sumbangan keuangan. Pada laporan tersebut bertahun 1852. “Oleh karena itu, kami selalu menyebutkan bahwa kelenteng ini sudah ada sejak tahun 1852,” jelasnya. (din/ton)

 

RADARMAGELANG.COM, Temanggung – Kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Dharma Nugraha Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung menggelar sembahyang pada malam terakhir tahun imlek 2573. Sekretaris Umum TITD Dharma Nugraha Suhandoko Tanusubroto mengatakan, memasuki tahun baru imlek 2574 dengan simbol kelinci air.

Pada akhir tahun harimau air ini, dia mengucapkan syukur karena sampai saat ini masih dikarunia kesehatan. Sehingga, semuanya dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Dia berharap pada tahun yang akan datang, yaitu tahun kelinci air, bisa diberikan pikiran yang jernih, hati yang lapang, semangat yang menyala-nyala dan tak kunjung padam. Sehingga, semua hal dapat terselesaikan sesuai harapan.

“Makna kelinci air, sesuai sifat dari kelinci yang suka melompat-lompat, tahun ini curah hujan tetap tinggi, akan tetapi pada saat musim tembakau, kami berharap akan ada panas. Sehingga tembakau bisa baik,” katanya Sabtu (21/1) malam.

Selanjutnya, Suhandoko menceritakan, kelenteng ini sudah sangat kuno, karena kelahirannya berkaitan dengan perang Diponegoro pada tahun 1825 sampai 1830. Kapan tepatnya kelenteng ini dibangun, ia mengaku tidak tahu secara pasti. Hanya saja, kelenteng ini sempat terbakar, kemudian direhab. Pada akhir rehab, ada sebuah laporan sumbangan keuangan. Pada laporan tersebut bertahun 1852. “Oleh karena itu, kami selalu menyebutkan bahwa kelenteng ini sudah ada sejak tahun 1852,” jelasnya. (din/ton)

 

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks