21.1 C
Magelang
Tuesday, 12 December 2023

Napi Lapas Wanita Semarang Ramai-Ramai Hapus Tato

RADARSEMARANG.ID, Semarang – Puluhan warga binaan (napi) Lapas Wanita Semarang beramai-ramai menghapus tato. Kegiatan tersebut difasilitasi pihak lapas dengan menggandeng Islamic Medical Service serta Dompet Dhuafa.

Kepala Lapas Bulu Kristiana Hambawani mengatakan, program penghapusan tato disediakan sebagai upaya mendukung warga binaan yang hendak menghubah stigma dan kembali ke arah yang lebih baik.

“Total ada 31 warga binaan yang mengikuti proses penghapusan tato. Ini adalah salah satu bagian dari program pembinaan kepribadian,” kata Kristin, sapaan akrabnya.

Metode menghapus tato dilakukan dengan menggunakan laser. Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Hal ini tergantung dengan tingkat kerumitan tato, warna, hingga ukuran tato.

Kristin mengungkapkan, program hapus tato disambut antusias. Masing-masing warga binaan ingin mendaftarkan diri untuk menghapus tatonya.

“Ke depan kami ingin mengadakan secara berkesinambungan. Menjadikan hapus tato ini sebagai program tetap dan rutin,” katanya.

Kendati demikian, masih ada beberapa warga binaan yang urung menghapus tatonya meski sudah mendaftar. Menurut Kristin, hal ini dikarenakan mereka takut sakit saat proses penghapusan tato. Alasan ini tidak menjadi soal bagi Kristin. Sebab, ia tak memaksa. “Kalau ada yang tidak berkenan ya tidak apa-apa. Soalnya kan itu juga merupakan hak mereka juga,” imbuhnya.

Diakuinya, warga binaan di Lapas Wanita Semarang memang mayoritas bertato. Dari 289 warga binaan, hanya 31 yang mau menghapus tato.

Sementara itu, perwakilan dari IMS menyambut baik para warga binaan yang hendak hijrah atau berubah ke arah yang lebih baik. Sebagai mitra, pihaknya berharap langkah awal penghapusan tato dapat menambah semangat juang mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik. (ifa/zal)

RADARSEMARANG.ID, Semarang – Puluhan warga binaan (napi) Lapas Wanita Semarang beramai-ramai menghapus tato. Kegiatan tersebut difasilitasi pihak lapas dengan menggandeng Islamic Medical Service serta Dompet Dhuafa.

Kepala Lapas Bulu Kristiana Hambawani mengatakan, program penghapusan tato disediakan sebagai upaya mendukung warga binaan yang hendak menghubah stigma dan kembali ke arah yang lebih baik.

“Total ada 31 warga binaan yang mengikuti proses penghapusan tato. Ini adalah salah satu bagian dari program pembinaan kepribadian,” kata Kristin, sapaan akrabnya.

Metode menghapus tato dilakukan dengan menggunakan laser. Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Hal ini tergantung dengan tingkat kerumitan tato, warna, hingga ukuran tato.

Kristin mengungkapkan, program hapus tato disambut antusias. Masing-masing warga binaan ingin mendaftarkan diri untuk menghapus tatonya.

“Ke depan kami ingin mengadakan secara berkesinambungan. Menjadikan hapus tato ini sebagai program tetap dan rutin,” katanya.

Kendati demikian, masih ada beberapa warga binaan yang urung menghapus tatonya meski sudah mendaftar. Menurut Kristin, hal ini dikarenakan mereka takut sakit saat proses penghapusan tato. Alasan ini tidak menjadi soal bagi Kristin. Sebab, ia tak memaksa. “Kalau ada yang tidak berkenan ya tidak apa-apa. Soalnya kan itu juga merupakan hak mereka juga,” imbuhnya.

Diakuinya, warga binaan di Lapas Wanita Semarang memang mayoritas bertato. Dari 289 warga binaan, hanya 31 yang mau menghapus tato.

Sementara itu, perwakilan dari IMS menyambut baik para warga binaan yang hendak hijrah atau berubah ke arah yang lebih baik. Sebagai mitra, pihaknya berharap langkah awal penghapusan tato dapat menambah semangat juang mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik. (ifa/zal)

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks