24.3 C
Magelang
Sunday, 10 December 2023

Light Up The Soul Pamerkan 58 Rupa Buddha di Limanjawi Art House

RADARMAGELANG.COM, Mungkid– Seniman asal Kabupaten Magelang, Easting Medi, menghelat pameran lukisan bertajuk Light Up the Soul. Pameran tunggal ini berlangsung di galeri Limanjawi Art House sejak 5 Mei hingga 6 Juni.

“Lukisan yang dipamerkan menggambarkan aura, cahaya, dan makna dari rupa Buddha,” kata Medi kepada wartawan Radar Magelang.

Medi mengatakan, ada 58 karya dari berbagai media. Karya-karya itu merupakan hasil melukis selama 23 tahun. Sejak 2000 sampai 2023. Karya lama sebagai bukti perjalanannya. Total ada 10 karya baru yang dilukis pada 2022.

Keunikan pameran ini, semua lukisan tertuju pada satu objek utama yakni rupa Buddha yang membuatnya terpana. Ia menuturkan alasannya melukis patung kepala Buddha, yakni teringat saat masa kanak-kanak.

“Ini cerita romantika masa anak-anak. Waktu kecil sering naik candi mengamati relief, relung-relung terus tertuju pada rupa Buddha yang sangat mengagumkan. Setelah itu, berteduh di bawah pohon bodhi. Itu menjadi rasa yang sangat menyenangkan dan menggembirakan,” ungkapnya mengenang masa lalu.

Ia mengaku, ingatan tersebut terekam hingga dewasa. Ketika melihat rupa Buddha dan melukisnya, rasanya seolah menguak masa kanak-kanak yang menyenangkan. “Itu yang menjadi alasan kenapa saya melukis tema rupa Buddha. Ditambah daun bodhi karena merupakan satu kesatuan,” ucapnya.

Sejak fokus melukis rupa Buddha pada 2012 hingga sekarang, sudah ada banyak kolektor dari mancanegara yang menyambangi dan membeli lukisannya. Seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Untuk negara Eropa seperti Swiss, Amerika Serikat, Prancis, London, Belanda, Spanyol, dan lainnya.

Sementara itu, pengelola Limanjawi Art House, Umar Chusaeni memandang, pameran ini menarik. Keberadaan Candi Borobudur yang dilihat dari sisi fisik dapat menjadi inspirasi bagi para pelaku seni.

Terlebih, yang tengah dipamerkan berupa rupa Buddha tidak hanya sekadar monumen mati. Atau satu bangunan yang terdiri dari batu saja. Melainkan diolah menjadi karya seni modern yang divisualkan di atas kanvas.

“Jadi ketika Medi mau memakai tempat untuk menggelar pameran dan menjelaskan karya apa saja yang dipamerkan, saya dengan spontan langsung setuju. Apalagi hasil karyanya sangat bervariatif, baik dari warna dan penggambaran dari patung Buddha itu sendiri,” ungkapnya. (rfk/lis)

 

RADARMAGELANG.COM, Mungkid– Seniman asal Kabupaten Magelang, Easting Medi, menghelat pameran lukisan bertajuk Light Up the Soul. Pameran tunggal ini berlangsung di galeri Limanjawi Art House sejak 5 Mei hingga 6 Juni.

“Lukisan yang dipamerkan menggambarkan aura, cahaya, dan makna dari rupa Buddha,” kata Medi kepada wartawan Radar Magelang.

Medi mengatakan, ada 58 karya dari berbagai media. Karya-karya itu merupakan hasil melukis selama 23 tahun. Sejak 2000 sampai 2023. Karya lama sebagai bukti perjalanannya. Total ada 10 karya baru yang dilukis pada 2022.

Keunikan pameran ini, semua lukisan tertuju pada satu objek utama yakni rupa Buddha yang membuatnya terpana. Ia menuturkan alasannya melukis patung kepala Buddha, yakni teringat saat masa kanak-kanak.

“Ini cerita romantika masa anak-anak. Waktu kecil sering naik candi mengamati relief, relung-relung terus tertuju pada rupa Buddha yang sangat mengagumkan. Setelah itu, berteduh di bawah pohon bodhi. Itu menjadi rasa yang sangat menyenangkan dan menggembirakan,” ungkapnya mengenang masa lalu.

Ia mengaku, ingatan tersebut terekam hingga dewasa. Ketika melihat rupa Buddha dan melukisnya, rasanya seolah menguak masa kanak-kanak yang menyenangkan. “Itu yang menjadi alasan kenapa saya melukis tema rupa Buddha. Ditambah daun bodhi karena merupakan satu kesatuan,” ucapnya.

Sejak fokus melukis rupa Buddha pada 2012 hingga sekarang, sudah ada banyak kolektor dari mancanegara yang menyambangi dan membeli lukisannya. Seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Untuk negara Eropa seperti Swiss, Amerika Serikat, Prancis, London, Belanda, Spanyol, dan lainnya.

Sementara itu, pengelola Limanjawi Art House, Umar Chusaeni memandang, pameran ini menarik. Keberadaan Candi Borobudur yang dilihat dari sisi fisik dapat menjadi inspirasi bagi para pelaku seni.

Terlebih, yang tengah dipamerkan berupa rupa Buddha tidak hanya sekadar monumen mati. Atau satu bangunan yang terdiri dari batu saja. Melainkan diolah menjadi karya seni modern yang divisualkan di atas kanvas.

“Jadi ketika Medi mau memakai tempat untuk menggelar pameran dan menjelaskan karya apa saja yang dipamerkan, saya dengan spontan langsung setuju. Apalagi hasil karyanya sangat bervariatif, baik dari warna dan penggambaran dari patung Buddha itu sendiri,” ungkapnya. (rfk/lis)

 

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks