RADARMAGELANG, Mungkid – Menyemarakkan bulan Ramadan 2023, warga Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menggelar Ramadhan Festival yang bertajuk Grebeg Jemunak. Festival ini diadakan sejak Jumat (7/4) sampai Minggu (9/4), di halaman Masjid Al Ikhlas. Jemunak adalah makanan tradisional dari Gunungpring yang dibuat hanya pada saat bulan Ramadan.
“Tujuan Grebeg Jemunak untuk menyemarakkan bulan Ramadan, dan dimulai pada 17 Ramadhan 1444 Hijriah,” jelas panitia Lukman Fatahilah kepada wartawan di halaman Masjid Al Ikhlas, Minggu (9/4).
Puncak festival, panitia mengadakan kirab gunungan jemunak. Total ada dua gunungan yang berisi ribuan jemunak. Lukman mengatakan, festival ini juga untuk mengenalkan makanan jemunak ke masyarakat, terutama masyarakat di luar Gunungpring dan anak-anak zaman sekarang. Selain itu, grebeg jemunak ini juga untuk membantu menggerakkan roda ekonomi warga sekitar. “Terutama setelah masa pandemi,” ujarnya.
Diharapkan, perajin jemunak yang saat ini hanya segelintis orang, bisa muncul lagi. Pantauan Radar Magelang pukul 16.00, di sepanjang jalan menuju halaman Masjid Al Ikhlas masyarakat menyaksikan pawai gunungan jemunak tersebut.
Salah satu masyarakat yang hadir di grebeg jemunak ini, Dewi Sri mengaku, mendapatkan satu plastik berisi dua bungkus jemunak. Ia mengatakan, jemunak ini merupakan makanan tradisional di Gunungpring, dan hanya diproduksi saat bulan puasa saja. “Senang Mas, saya dapat satu plastik,” terangnya. (rfk/mia/lis)
RADARMAGELANG, Mungkid – Menyemarakkan bulan Ramadan 2023, warga Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang menggelar Ramadhan Festival yang bertajuk Grebeg Jemunak. Festival ini diadakan sejak Jumat (7/4) sampai Minggu (9/4), di halaman Masjid Al Ikhlas. Jemunak adalah makanan tradisional dari Gunungpring yang dibuat hanya pada saat bulan Ramadan.
“Tujuan Grebeg Jemunak untuk menyemarakkan bulan Ramadan, dan dimulai pada 17 Ramadhan 1444 Hijriah,” jelas panitia Lukman Fatahilah kepada wartawan di halaman Masjid Al Ikhlas, Minggu (9/4).
Puncak festival, panitia mengadakan kirab gunungan jemunak. Total ada dua gunungan yang berisi ribuan jemunak. Lukman mengatakan, festival ini juga untuk mengenalkan makanan jemunak ke masyarakat, terutama masyarakat di luar Gunungpring dan anak-anak zaman sekarang. Selain itu, grebeg jemunak ini juga untuk membantu menggerakkan roda ekonomi warga sekitar. “Terutama setelah masa pandemi,” ujarnya.
Diharapkan, perajin jemunak yang saat ini hanya segelintis orang, bisa muncul lagi. Pantauan Radar Magelang pukul 16.00, di sepanjang jalan menuju halaman Masjid Al Ikhlas masyarakat menyaksikan pawai gunungan jemunak tersebut.
Salah satu masyarakat yang hadir di grebeg jemunak ini, Dewi Sri mengaku, mendapatkan satu plastik berisi dua bungkus jemunak. Ia mengatakan, jemunak ini merupakan makanan tradisional di Gunungpring, dan hanya diproduksi saat bulan puasa saja. “Senang Mas, saya dapat satu plastik,” terangnya. (rfk/mia/lis)
