RADARMAGELANG.COM, Mungkid – Korban tewas ledakan bahan petasan di Kaliangkrik Mufid, 33, meracik dan membuat petasan ketika mendekati Idul Fitri. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh harian lepas.
Kepala Dusun Junjungan Himawan mengungkapkan, kesibukaan korban bekerja sebagai tukang batu bangunan. Hubungan dengan warga lain juga terjalin dengan baik. “Tidak ada masalah perihal sosialisasi, pandai bergaul orangnya,” terang Himawan.
Ia justru tidak tahu kalau yang bersangkutan memproduksi petasan untuk dijual. Beberapa masyarakat juga tidak tahu kalau korban menyimpan obat petasan di dalam rumahnya. “Informasi yang saya dapat begitu,” tandasnya.
Sementara warga lainnya Lan mengatakan, rumah yang digunakan untuk membuat petasan merupakan rumah kakaknya. Ia hanya mengetahui beberapa tahun terakhir korban memang sering membuat petasan ketika menjelang Lebaran. Tapi tidak tahu sejak kapan sudah berapa tahunnya,” ungkapnya.
Saat kejadian, ia berada di masjid. Semua warga kaget mendengar dentuman keras. Setelah itu muncul kepulan asap putih dari sumber suara. Bersamaan dengan itu, lontaran material atap rumah disertai pecahan tubuh manusia. “Ketakutan semua yang di masjid. Lalu dicek ternyata letusan bahan mercon,” terang Lan.
Warga lainnya juga merasakan getaran kuat dampak dari ledakan tersebut. Beberapa bercerita, ketika ledakan terjadi tubuh serasa dicengkeram. “Badan itu serasa di cengkeram sesuatu karena gelombang kejutnya,” kata warga. (mia/lis)