23.2 C
Magelang
Saturday, 9 December 2023

Awan Panas Guguran Masih Fluktuatif

RADARMAGELANG.COM, MUNGKID – Rentetan awan panas guguran (APG) Gunung Merapi yang mengalami erupsi berasal dari kubah lava di barat daya. Sejak Sabtu (11/3) sampai Senin (13/3), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi mencatat Gunung Merapi sudah meluncurkan 60 kali APG.

Kepala BPPTKG-Badan Geologi Agus Budi Santoso menjelaskan, aktivitas yang terjadi beberapa hari ini bersumber dari kubah lava yang lama. Yakni yang berada di barat daya.

Perlu diketahui kubah lava di Gunung Merapi saat ini ada dua. Yakni di tengah kawah dan di barat daya. “Untuk yang barat daya ini 1,6 juta meter kubik, sedangkan di tengah kawah 2,3 juta meter kubik,” jelasnya.

Agus mengatakan, untuk aktivitas rentetan awan panas guguran (APG) sampai Senin (13/3), mengalami penurunan. Tercatat sampai pukul 12.00, ada dua kali dengan jarak luncur paling jauh satu setengah kilo.

“Ini jauh lebih rendah dari pada yang kemarin. Sabtu ada 41 guguran dan Minggu ada 19 guguran,” jelasnya kepada wartawan di Posko Babadan Merapi Senin (13/3).

Namun demikian, untuk aktivitas kegempaan masih sering terjadi. Agus menyampaikan, status Gunung Merapi masih tetap sama. Yakni di level tiga (siaga). Mengingat potensi bahayanya masih sama.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang Senin (13/3) sore, berkunjung ke posko pantau Babadan mengimbau kepada masyarakat di lereng Gunung Merapi untuk selalu siaga. Dan seluruh aparatur harus selalu siap dan siaga.

“Masyarakat juga tidak usah panik,” ujarnya usai melihat kondisi Gunung Merapi didampingi tim dari BPPTKG-Badan Geologi.

Ganjar mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan kondisi Gunung Merapi masih fluktuatif. Ia mengaku, Pemerintah Provinsi selalu siap. Apabila terjadi sesuatu dengan Gunung Merapi, tempat pengungsian bisa segera disiapkan. Apalagi konsep desa kembar masih diterapkan.

Ganjar meminta agar saat ini mulai didata ulang. Terutama untuk kelompok-kelompok rentan yang mesti diprioritaskan. “Hanya perlu membiasakan gerak cepat dengan masyarakat. Apalagi pengalaman kawan-kawan termasuk relawan yang mendampingi di sini paling bagus,” ujarnya. (rfk/lis)

 

RADARMAGELANG.COM, MUNGKID – Rentetan awan panas guguran (APG) Gunung Merapi yang mengalami erupsi berasal dari kubah lava di barat daya. Sejak Sabtu (11/3) sampai Senin (13/3), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi mencatat Gunung Merapi sudah meluncurkan 60 kali APG.

Kepala BPPTKG-Badan Geologi Agus Budi Santoso menjelaskan, aktivitas yang terjadi beberapa hari ini bersumber dari kubah lava yang lama. Yakni yang berada di barat daya.

Perlu diketahui kubah lava di Gunung Merapi saat ini ada dua. Yakni di tengah kawah dan di barat daya. “Untuk yang barat daya ini 1,6 juta meter kubik, sedangkan di tengah kawah 2,3 juta meter kubik,” jelasnya.

Agus mengatakan, untuk aktivitas rentetan awan panas guguran (APG) sampai Senin (13/3), mengalami penurunan. Tercatat sampai pukul 12.00, ada dua kali dengan jarak luncur paling jauh satu setengah kilo.

“Ini jauh lebih rendah dari pada yang kemarin. Sabtu ada 41 guguran dan Minggu ada 19 guguran,” jelasnya kepada wartawan di Posko Babadan Merapi Senin (13/3).

Namun demikian, untuk aktivitas kegempaan masih sering terjadi. Agus menyampaikan, status Gunung Merapi masih tetap sama. Yakni di level tiga (siaga). Mengingat potensi bahayanya masih sama.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang Senin (13/3) sore, berkunjung ke posko pantau Babadan mengimbau kepada masyarakat di lereng Gunung Merapi untuk selalu siaga. Dan seluruh aparatur harus selalu siap dan siaga.

“Masyarakat juga tidak usah panik,” ujarnya usai melihat kondisi Gunung Merapi didampingi tim dari BPPTKG-Badan Geologi.

Ganjar mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan kondisi Gunung Merapi masih fluktuatif. Ia mengaku, Pemerintah Provinsi selalu siap. Apabila terjadi sesuatu dengan Gunung Merapi, tempat pengungsian bisa segera disiapkan. Apalagi konsep desa kembar masih diterapkan.

Ganjar meminta agar saat ini mulai didata ulang. Terutama untuk kelompok-kelompok rentan yang mesti diprioritaskan. “Hanya perlu membiasakan gerak cepat dengan masyarakat. Apalagi pengalaman kawan-kawan termasuk relawan yang mendampingi di sini paling bagus,” ujarnya. (rfk/lis)

 

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks