23.2 C
Magelang
Saturday, 9 December 2023

Perajin Suvenir Kayu Kebanjiran Order Sejak Pandemi

RADARMAGELANG.COM, Mungkid – Mayoritas warga Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang adalah perajin suvenir. Ada perajin tanduk, kayu, juga anyaman. Muchamad Yasirun salah satu perajin suvenir yang kini masih eksis. Pria berusia 48 tahun ini memulai usaha pada tahun 1997. Merintis usaha kerajinan bersama kakak dan adiknya. Lantas menjual produknya keliling di Magelang, Purwokerto, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor,  Jakarta. Kerajinan yang dijual adalah gantungan kunci dengan beragam model. Disetor ke pedagang-pedagang suvenir.

“Pernah mengalami kecopetan, dipalak preman, dihipnotis sehingga kehilangan barang bawaan, kehujanan, tidur di masjid. Tidak dapat uang ketika menagih utang karena tidak bertemu dengan orangnya,” ujar Muchamad Yasirun mengisahkan pengalamannya.

Setelah beberapa tahun berjualan bersama dengan kakak dan adiknya, diputuskan menjalankan usaha secara individu. Lantas mendirikan usaha sendiri dengan nama “Restu Ibu”. “Saya terinspirasi dari salah satu pedagang yang ada di Pasar Jatinegara. Dia memberi nama tokonya Restu Ibu karena mengidolakan ibunya dan tokonya laris terus.”

Pada tahun 2010, Pak Irun- sapaan akrabnya- memutuskan membuka kios di pinggir jalan raya Pucang, Secang. Karena saat ini digitalisasi telah merambah ke semua bidang, Pak Irun tak mau ketinggalan. Dibantu anaknya ia membuka toko di market place Tokopedia dengan nama Ikikayu Handycraft. Produk yang dijual sendok, garpu, gelas, sumpit dari kayu. Bahkan ada juga custom.

Pandemi Covid-19 justru menjadi berkah baginya. Pada 2020, tokonya laris manis. Banyak order berdatangan. Terutama produk sendok kayu, sendok kayu madu. Karena saat itu banyak orang mengonsumsi madu untuk daya tahan tubuh. Penjual madu omsetnya naik. Lalu memesan sendok kayu dan sendok kayu madu untuk pelengkap produknya.  (mg10/lis)

RADARMAGELANG.COM, Mungkid – Mayoritas warga Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang adalah perajin suvenir. Ada perajin tanduk, kayu, juga anyaman. Muchamad Yasirun salah satu perajin suvenir yang kini masih eksis. Pria berusia 48 tahun ini memulai usaha pada tahun 1997. Merintis usaha kerajinan bersama kakak dan adiknya. Lantas menjual produknya keliling di Magelang, Purwokerto, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor,  Jakarta. Kerajinan yang dijual adalah gantungan kunci dengan beragam model. Disetor ke pedagang-pedagang suvenir.

“Pernah mengalami kecopetan, dipalak preman, dihipnotis sehingga kehilangan barang bawaan, kehujanan, tidur di masjid. Tidak dapat uang ketika menagih utang karena tidak bertemu dengan orangnya,” ujar Muchamad Yasirun mengisahkan pengalamannya.

Setelah beberapa tahun berjualan bersama dengan kakak dan adiknya, diputuskan menjalankan usaha secara individu. Lantas mendirikan usaha sendiri dengan nama “Restu Ibu”. “Saya terinspirasi dari salah satu pedagang yang ada di Pasar Jatinegara. Dia memberi nama tokonya Restu Ibu karena mengidolakan ibunya dan tokonya laris terus.”

Pada tahun 2010, Pak Irun- sapaan akrabnya- memutuskan membuka kios di pinggir jalan raya Pucang, Secang. Karena saat ini digitalisasi telah merambah ke semua bidang, Pak Irun tak mau ketinggalan. Dibantu anaknya ia membuka toko di market place Tokopedia dengan nama Ikikayu Handycraft. Produk yang dijual sendok, garpu, gelas, sumpit dari kayu. Bahkan ada juga custom.

Pandemi Covid-19 justru menjadi berkah baginya. Pada 2020, tokonya laris manis. Banyak order berdatangan. Terutama produk sendok kayu, sendok kayu madu. Karena saat itu banyak orang mengonsumsi madu untuk daya tahan tubuh. Penjual madu omsetnya naik. Lalu memesan sendok kayu dan sendok kayu madu untuk pelengkap produknya.  (mg10/lis)

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks