RADARMAGELANG,ID. Mungkid -Seiring rencana diizinkannya pengunjung naik ke struktur Candi Borobudur dalam waktu dekat, seluruh desa di Kecamatan Borobudur dianjurkan memproduksi sandal upanat. Hanya 35 persen dari seluruh desa di Kecamatan Borobudur yang sudah tancap gas memproduksi sandal.
Ketua UMKM Upanat BUMDesma Muh Zamzami mengungkapkan, meski hanya 35 persen jumlah tersebut tergolong meningkat. Satu bulan sebelumnya hanya terdapat dua desa yang memproduksi sandal upanat. Yakni Desa Borobudur dan Tuksongo.
“Alhamdulillah sekarang mulai tumbuh tempat produksi di desa lainnya. Salah satunya melalui penyelenggaraan pelatihan,” katanya kepada RADARMAGELANG.COM di Desa Tuksongo, Jumat (6/1).
Disebutkan, beberapa desa yang mulai memproduksi sandal upanat di antaranya Desa Wanurejo, Kembanglimus, Ngargogondo, Wringinputih, Karangrejo, dan Karanganyar. Sehingga, masih ada 13 desa yang belum memulai. “Nanti ada lima tahap pelatihan dan baru berjalan satu kali. Harapannya orang berbeda supaya nanti merata,” jelas Zamzami.
Produksi sandal upanat, kata dia, hanya khusus untuk wisatawan yang hendak naik ke struktur candi melalui TWC. Tidak boleh dijual secara bebas di manapun lantaran sudah memiliki hak paten. “Kalau produk imitasinya boleh. Namun dengan merek dan material yang berbeda,” tandasnya.
Sejauh ini, pihaknya memproduksi sekitar 100 per hari. Proses pembuatannya secara manual dan memberdayakan tetangga sekitar. Sandal upanat terdiri dari dua macam. Untuk perempuan dan laki-laki dengan beragam ukuran mulai dari 37-45.
Dengan dibatasi 1.200 wisatawan per hari yang naik ke struktur candi, menurutnya 20 desa Borobudur bisa memenuhi permintaan tersebut. Jika ternyata masih kurang, produksi sandal Upanat akan diperluas ke kecamatan sekitar. (mia/lis)