RADARMAGELANG.COM, MUNGKID – Puluhan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Dusun Nepak, Desa Bulurejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang diduga keracunan usai mengonsumsi jajanan berupa mi goreng dan jasuke. Para siswa mengalami mual, pusing, bahkan hingga muntah-muntah.
Plt Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Bulurejo Sri Utami mengungkapkan, kejadian bermula setelah siswa membeli jajan yang ada di depan sekolah pada jam istirahat. Selang beberapa menit usai jam istirahat ia mendapati salah satu siswanya izin pulang karena merasa pusing.
“Tak lama kemudian disusul satu siswa lain yang merasa mual. Lalu saya suruh istirahat di UKS,” jelasnya kepada RADARMAGELANG.COM saat ditemui di sekolah pada Rabu (21/9/2022).
Kala itu, Sri Utami sedang mengajar muridnya kelas enam di lantai atas. Tiba-tiba salah satu siswa melaporkan adanya muntah massal yang dialami oleh siswa lainnya di bawah. “Pas yang kedua masuk UKS itu sudah banyak temennya yang mengalami hal serupa. Saya langsung meminta pihak kelurahan mendatangkan ambulans” terangnya.
Peristiwa tersebut sontak mengundang perhatian aparat. Mulai dari kepolisian, lurah, kadus, hingga masyarakat setempat. Para siswa sempat diberikan penanganan sementara dengan diberikan kelapa muda. Namun, kondisi tidak kunjung membaik lalu dilarikan ke rumah sakit. Ada 17 anak yang dibawa ke RSUD Tidar dan 16 anak dibawa ke RS Harapan Kota Magelang.
Ia mengungkapkan, para siswa sempat mengeluhkan jajanan yang biasanya mereka beli. Kondisinya mi pada hari itu tidak seperti biasanya. Tidak matang dan nyemek. Beberapa siswa mengatakan basi. Pelaku yang tak sadar jajanannya menyebabkan para siswa keracunan sempat menjual di sekolah lainnya.
Terpisah, Kapolsek Mertoyudan AKP Sujarwanto menduga, para siswa keracunan setelah mengonsumsi jajanan jasuke dan mi goreng. Pihaknya langsung mengamankan penjual jajanan tersebut. Selain itu mengambil sampel makanan atau muntahan untuk diteliti di laboratorium. “Kami sudah mengamankan pedagang jasuke, sedangkan pedagang mi goreng masih kami cari orangnya,” ucapnya.
Kabid Layanan Medis RSUD Tidar Susini Rangkai Sari mengaku kedatangan 17 siswa dari MI Maarif Nepak Bulurejo pada pukul 11.20. Pihaknya langsung melakukan perawatan sesuai prosedur. Yaitu memberikan cairan pada pasien. “Tampak mereka muntah-muntah, mual, pusing, dan lemas karena mengalami muntah ada cairan yang keluar,” terangnya.
Wartawan koran ini sempat mendatangi salah satu korban berinisial Z yang tak jauh dari lokasi sekolah. Meski kondisinya sudah membaik namun tampak lemas. Di salah satu punggung tangannya terdapat perban bekas suntikan. “Setelah jajan itu (mi goreng) beberapa saat kemudian langsung mual bersama teman yang lain,” akunya menceritakan awal mula kejadian.
Dijelaskan, mi goreng yang sering dibeli itu harganya Rp 1000. Di sajikan di atas selebaran kertas minyak bertabur bumbu dan cabai lengkap dengan sumpit. Ia heran karena selama ini baik-baik saja saat usai menikmati jajanan itu. Dirinya hanya mengeluhkan kondisi mi goreng yang tak seperti biasanya. “Sebelumnya tidak ada kejadian seperti ini,” ungkapnya.
Sementara, orang tuanya, EF kaget mendengar anaknya beserta siswa lain dikabarkan keracunan. Ia langsung mendatangi rumah sakit. “Saya tahunya dari istri. Sampai di rumah sakit pun keadaan kacau karena banyak orang tua murid yang khawatir,” ujarnya.
Ia mengaku sering melihat anaknya membeli jajanan tersebut. Bahkan tak pernah menaruh curiga karena selama ini aman-aman saja. “Setiap hari itu saya bawakan bekal. Tapi untuk dimakan pada istirahat kedua. Kalau istirahat pertama saya izinkan jajan,” tambahnya.
Untuk mencegah agar tidak terulang kembali EF mengusulkan agar sekolah memiliki kantin. Sehingga semua jajanan yang dimakan siswa terjamin dan terawasi. Sebab tidak menutup kemungkinan, meski tidak ada unsur kesengajaan bahan makanan yang basi dapat membahayakan siswa. “Untuk pembelajaran saja alangkah baiknya punya kantin sendiri,” pungkasnya. (mia/lis)