24.3 C
Magelang
Sunday, 10 December 2023

Warga Kabupaten Magelang Waspadai Fenomena El Nino

RADARMAGELANG.COM, Mungkid– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mengimbau masyarakat waspada terhadap perubahan iklim atau fenomena alam El Nino. BPBD juga mengimbau kepada warga untuk bisa pandai mengatur pemakaian air secukupnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono mengatakan, di tahun ini, sebanyak 15 desa di tujuh kecamatan diperkirakan berpotensi mengalami kekeringan. Selain itu, dampak El Nino juga dapat menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ada tujuh kecamatan yang menjadi pantauan pihaknya, yakni Kecamatan Pakis, Ngablak, Srumbung, Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, dan Grabag.

Daerah potensi kekerigan tersebut, terang Edi, berkurang dibanding tahun lalu yang berjumlah 30 desa. Penurunan disebabkan adanya embung dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas). Yang mana telah menjadi satu program andalan nasional untuk meningkatkan akses penduduk desa terhadap fasilitas air minum dan sanitasi layak.

Dia menyebut, BPBD terus menyiagakan sumber daya manusia (SDM), pendanaan, dan infrastruktur sebagai upaya menghadapi kekeringan. “Sumber mata air sudah kami persiapkan di Ngrajek, Mungkid. Insya’Allah bisa memenuhi kebutuhan (bagi daerah yang mengalami kekeringan),” ujarnya.

Selain itu, kata dia, BPBD juga mengantisipasi adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Magelang dengan mempersiapkan seluruh peralatannya. Potensi terjadinya karhutla ada di wilayah Pakis. Karhutla ini kerap terjadi akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Juga kebiasaan masyarakat yang membuang puntung rokok di sembarang tempat.

Sementara untuk wilayah Merapi, lanjut Edi, yang perlu diantisipasi adalah ketika terjadi lontaran material dari Gunung Merapi. Lantaran hal itu dapat mengakibatkan karhutla. Antisipasinya, BPBD dan sejumlah relawan akan membuat lubang khusus secara manual karena peralatannya dinilai masih minim.

Edi menambahkan, BPBD juga terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat lereng Gunung Merapi terkait dampak El Nino yang berkepanjangan. Karena dikhawatirkan terjadi awan panas guguran (APG). Mengingat luncurannya dapat membawa debu vulkanik dan berakibat buruk bagi para petani, peternak, dan masyarakat setempat.

“Ini juga kita sudah mulai mempersiapkan untuk langkah antisipasinya. Ke depan kita juga akan melakukan koordinasi lintas sektoral, baik dengan bidang kesehatan, pertanian, dan  perikanan tentang bagaimana desain kita untuk enam bulan ke depan. Sebab, berdasarkan prediksi BMKG El Nino ini akan terjadi mulai Juni ini hingga November mendatang, dan puncaknya di bulan Agustus,” bebernya. (rfk/aro)

 

RADARMAGELANG.COM, Mungkid– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mengimbau masyarakat waspada terhadap perubahan iklim atau fenomena alam El Nino. BPBD juga mengimbau kepada warga untuk bisa pandai mengatur pemakaian air secukupnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono mengatakan, di tahun ini, sebanyak 15 desa di tujuh kecamatan diperkirakan berpotensi mengalami kekeringan. Selain itu, dampak El Nino juga dapat menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ada tujuh kecamatan yang menjadi pantauan pihaknya, yakni Kecamatan Pakis, Ngablak, Srumbung, Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, dan Grabag.

Daerah potensi kekerigan tersebut, terang Edi, berkurang dibanding tahun lalu yang berjumlah 30 desa. Penurunan disebabkan adanya embung dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas). Yang mana telah menjadi satu program andalan nasional untuk meningkatkan akses penduduk desa terhadap fasilitas air minum dan sanitasi layak.

Dia menyebut, BPBD terus menyiagakan sumber daya manusia (SDM), pendanaan, dan infrastruktur sebagai upaya menghadapi kekeringan. “Sumber mata air sudah kami persiapkan di Ngrajek, Mungkid. Insya’Allah bisa memenuhi kebutuhan (bagi daerah yang mengalami kekeringan),” ujarnya.

Selain itu, kata dia, BPBD juga mengantisipasi adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Magelang dengan mempersiapkan seluruh peralatannya. Potensi terjadinya karhutla ada di wilayah Pakis. Karhutla ini kerap terjadi akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Juga kebiasaan masyarakat yang membuang puntung rokok di sembarang tempat.

Sementara untuk wilayah Merapi, lanjut Edi, yang perlu diantisipasi adalah ketika terjadi lontaran material dari Gunung Merapi. Lantaran hal itu dapat mengakibatkan karhutla. Antisipasinya, BPBD dan sejumlah relawan akan membuat lubang khusus secara manual karena peralatannya dinilai masih minim.

Edi menambahkan, BPBD juga terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat lereng Gunung Merapi terkait dampak El Nino yang berkepanjangan. Karena dikhawatirkan terjadi awan panas guguran (APG). Mengingat luncurannya dapat membawa debu vulkanik dan berakibat buruk bagi para petani, peternak, dan masyarakat setempat.

“Ini juga kita sudah mulai mempersiapkan untuk langkah antisipasinya. Ke depan kita juga akan melakukan koordinasi lintas sektoral, baik dengan bidang kesehatan, pertanian, dan  perikanan tentang bagaimana desain kita untuk enam bulan ke depan. Sebab, berdasarkan prediksi BMKG El Nino ini akan terjadi mulai Juni ini hingga November mendatang, dan puncaknya di bulan Agustus,” bebernya. (rfk/aro)

 

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks