RADARMAGELANG.COM, Magelang – Jembatan gantung Ngembik akan dibangun permanen pada 2024. Saat ini kondisinya memprihatinkan. Hanya terbuat dari bambu yang disusun dan dipancang bersi berdiameter kecil. Jembatan ini bergoyang-goyang ketika terhempas angin atau ketika dilewati pengguna jembatan. Padahal keberadaannya sangat penting. Menjadi penghubung Kampung Ngembik, Kota Magelang dengan Desa Rejosari, Kabupaten Magelang.
Kemarin (8/5) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau jembatan didampingi Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz dan Bupati Magelang Zaenal Arifin.
Ganjar Pranowo menyatakan jembatan gantung ini dibangun dengan kolaborasi pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Kota Magelang dan Kabupaten Magelang dijatah pembahasan tanah. Pemerintah provinsi membangun konstruksi bagian bawah, dan pemerintah pusat membantu sisanya. Nantinya jembatan ini akan bisa dilewati kendaraan besar, karena dibangun selebar 7 meter. Pelebaran bahu jalan jembatan ini untuk memudahkan akses kendaraan yang akan menuju Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Regional di Bandongan.
“Ini akan menjadi jalur yang cukup padat,” sebutnya.
Ganjar juga terkejut dengan sejarah dibangunnya jembatan ini. Rupanya, jembatan ini merupakan milik pribadi warga setempat yang dibangun oleh almarhum Sucipto. Kini perawatan dan pengelolaan Jembatan Ngembik diteruskan oleh anak almarhum. “Dulu Pak Cipto prihatin melihat masyarakat yang menyeberang naik getek, dan setiap tahunnya selalu ada yang kecelakaan, maka dibuat (jembatan) ini. Tentu perlu kita kasih penghargaan. Kalau perlu nanti dikasih nama Jembatan Pak Cipto, karena beliau yang pertama merintis,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Magelang MS Kurniawan menyampaikan, pembangunan Jembatan Ngembik ini termasuk proyek prioritas nasional. Kota Magelang mendapat jatah pengadaan tanah untuk fondasi jembatan serta pelebaran akses jalan masuk senilai Rp 18 miliar. Pelebaran jalan dilakukan mulai dari Jalan Perintis Kemerdekaan (Kupatan) sampai Jalan Rambutan. Setidaknya ada 123 keluarga yang terdampak rangkaian proyek pembangunan Jembatan Ngembik ini. “Tahun 2023 ini pembebasan tanah dilaksanakan,” jelas Wawan—sapaan akrabnya.
Menurutnya Pemkot Magelang dan Pemkab Magelang mengusulkan bantuan provinsi Rp 48 miliar untuk keperluan pembangunan jembatan dan jalan dari Jl Perintis Kemerdekaan (Kupatan) sampai Desa Windusari. Pasalnya akses jalan menuju jembatan yang semula 3 meter akan diperlebar menjadi 7 meter, ditambah 1 meter untuk trotoar. Totalnya 8 meter. “Jalan ini nantinya menjadi kelas jalan kolektor, dan bisa dilewati truk atau kendaraan enam roda,” imbuhnya.
Ia juga menginformasikan, pemerintah pusat memberikan hibah rangka baja untuk pemantapan pembangunan jembatan. Sedangkan pemasangan dan pembangunan dilakukan oleh tiap daerah, melalui dana banprov.
Warga Rejosari, Kabupaten Magelang, Santi Sastra, 39, mengaku, masyarakat sudah menunggu lama pembangunan jembatan ini. Bahkan katanya, warga menjuluki jembatan ini sebagai jembatan “seribu janji”, karena tak kunjung terealisasi. Ia harap, kali ini bukan sekadar kabar. Tapi benar-benar terwujud. Menurutnya warga terpaksa menggunakan jembatan ini karena membuat waktu dan jarak tempuh menuju kota atau sebaliknya menjadi lebih dekat. “Kalau lewat Bandongan jadi berputar lebih lama, kalau lewat sini hanya 10-15 menit sudah sampai kota,” ungkapnya.
Pelajar SMP Negeri 1 Kota Magelang Sunni Susanti juga punya pengalaman berbeda. Ia sempat terpeleset ketika melintas di jembatan ini. Namun dirinya harus kembali melewati jembatan ini agar tidak terlambat pergi ke sekolah. “Dulu pernah mau jatuh, tapi tetap lewat sini lagi. Kalau pagi naik sepeda motor diantar orang tua, kalau pulang sekolah saya jalan kaki,” pungkasnya.
Informasi yang dihimpun koran ini, Jembatan Ngembik dikelola oleh keluarga almarhum Sucipto. Warga yang melintas boleh memberikan uang seikhlasnya untuk membantu biaya perawatan jembatan. Portal masuk jembatan ini berada di Desa Rejosari. Tarif sepeda motor Rp 2.000, dan pejalan kaki Rp 1.000. Meski begitu, tidak semua pengguna memberikan uang. Dan pemilik jembatan juga tidak memaksa menarik uang. (put/lis)