RADARMAGELANG.ID, Magelang – Banyak mahasiswa yang kurang puas dengan uang kuliah tunggal (UKT) yang ditetapkan Universitas Tidar (Untidar). Mereka mempertanyakan penggolongan UKT yang dipukul rata. Meskipun dengan latar belakang perekonomian keluarga yang berbeda. Menurut mahasiswa, adanya pengisian borang sosial-ekonomi di awal masuk seakan tidak berguna karena jumlah UKT dipukul rata pada golongan delapan dan tidak sesuai dengan fasilitas yang diberikan.
Ketua BEM Fisipol Untidar Bagus Prihaniza mengatakan, BEM periode sebelumnya mengajukan petisi. Dari survei dapat dilihat tingkat kepuasan terhadap UKT, baik angkatan 2022 maupun 2021.
“Dari survei tersebut, sekitar 500 orang menyatakan tidak puas dengan UKT yang sudah diberikan. Karena dengan adanya pengisian borang pada saat mendaftar seolah-olah hal itu tidak menjadi sebuah seleksi terbaik. Namun hanya dijadikan formalitas oleh kampus,” ujarnya.
Warih mahasiswa Fisipol menambahkan meskipun kampus sudah memberikan bantuan cicilan UKT, tetapi masih ada seleksi. Sehingga tidak tentu didapatkan oleh mahasiswa yang mengajukan keringanan tersebut.
“Bagi mahasiswa yang mengajukan keringanan mesti ikut gelombang dua ketika mengisi daftar mata kuliah atau Kartu Rencana Studi (KRS),” tutur mahasiswa Yunika Nurma.
Terpisah, Rektor Untidar Prof. Dr. Sugiyarto mengatakan, pihaknya telah berkomitmen membantu mahasiswanya jika terkendala keuangan dalam studinya. Apalagi UKT di Untidar terbilang relatif standar. “Yakni maksimal Rp 4 juta, jadi mungkin untuk perkembangan sekarang masih cukup terjangkau,” ungkapnya.
Namun, pihaknya juga tetap memberikan fasilitas. Jika ada mahasiswa yang keberatan, bisa menyesuaikan dan mengajukan keringanan. “Nantinya akan kita kaji ulang. Yang jelas, secara terbuka kita tetap melayani dan ini kita layani ketika sudah semester dua,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, keringanan UKT ini ada beberapa bentuk. Seperti keringanan penurunan standar UKT, penurunan UKT setiap semester. Ada juga pencicilan yang biasanya dibayar dua kali. “Terkait pengurusan ini jika menurut anak-anak sulit, akan kita benahi. Kita terus berbenah. Nantinya, jika SDM sudah mencukupi kemungkinan akan dilakukan by sistem,” tandasnya. Dia berharap, mahasiswa yang keberatan dengan UKT bisa disampaikan. Pihaknya terbuka untuk menerima masukan serta saran. (mg9/mg10/rfk/lis)