23.2 C
Magelang
Sunday, 10 December 2023

Jangan sampai Salah! Ini Ciri-Ciri Perusahaan B2B dan Perbedaannya dengan B2C

RADARMAGELANG.COM, Magelang – Apa yang membuat perusahaan B2B berbeda dengan perusahaan B2C? Berikut ini adalah ciri-ciri dari perusahaan tersebut.

1. Dilakukan Antar Perusahaan

Perusahaan B2B adalah perusahaan yang melakukan transaksi antara perusahaan atau seorang wirausahawan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Berbeda dengan B2C, kegiatan dari B2B ini tidak menyasar pada konsumen akhir melainkan pada pelaku usaha, seperti UMKM. Kegiatan bisnis ini merupakan hal yang biasa terjadi dalam rantai pasokan barang. Misalnya pada perusahaan yang menyediakan bahan baku untuk keperluan proses manufaktur produk.

2. Relasi Bisnis Telah Terjalin Lama

Pada umumnya perusahaan B2B akan berkembang dengan efektif dan terjadi terus menerus dengan adanya relasi bisnis. Produk dan layanan yang bersifat masif dan dapat memberikan dukungan pada perusahaan pembeli, sehingga memungkinkan hal ini terjadi.

Relasi bisnis ini juga akan memberikan efek pada  penyusunan informasi. Perusahaan penjual akan mengerti dengan baik tentang selera dan kebutuhan perusahaan pembeli. Sehingga layanan B2B dapat ditinggalkan.

3. Pertukaran Data Dapat Dilakukan oleh Salah Satu Pihak

Pertukaran data umum terjadi untuk menjamin kelancaran dalam layanan maupun produk perusahaan yang ditawarkan. Hal ini bisa dilakukan oleh pihak perusahaan pembeli, sehingga tidak harus menunggu perusahaan penjual yang melakukannya.

Pihak perusahaan pembeli bisa mengajukan komplain jika terdapat barang atau layanan yang kurang sesuai dengan perjanjian penjualan. Sehingga perbaikan produk atau layanan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.

4. Pertukaran Data Dilakukan Secara Konsisten

Pertukaran data pada B2B sering kali dilakukan secara terus-menerus antara partnernya. Hal ini bertujuan untuk mengupgrade layanan atau produk agar dapat memenuhi kebutuhan klien.

Kegiatan ini juga dapat meningkatkan kinerja usaha pada pelaku bisnis. Sehingga penting untuk melakukan memperbarui data secara berkala dan terus menerus. Mengingat data informasi dari partner bisnis bisa berubah-ubah kapan saja.

5. Transaksi Dilakukan Dalam Skala Besar

Sudah menjadi hal umum jika kegiatan transaksi dalam Business to Business dilakukan dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan transaksi B2B ditujukan untuk memenuhi kegiatan bisnis, seperti reseller, UMKM, dan sebagainya. Produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan B2B biasanya berupa bahan baku untuk dijual atau diolah kembali.

6. Ditargetkan untuk Pelaku Bisnis

Perusahaan yang bergerak pada Business to Business tidak lagi mengincar konsumen akhir, namun mengincar para pelaku usaha. Hal inilah yang membuatnya berbeda dengan B2C yang menjadikan konsumen akhir sebagai targetnya.

Sebut saja seperti wedding organizer, anak-anak, pecinta kuliner, dan sebagainya. Pada umumnya perusahaan yang berfokus pada Business to Business menawarkan bahan mentah sebagai produk andalannya.

Misalnya suku cadang, bahan pangan, kain, material bangunan, dan sebagainya. Adapun layanan B2B yang berbasis jasa, seperti jasa konsultasi, jasa administrasi perusahaan, jasa finance, dan lainnya.

7. Harga Grosir

Hal yang membuat B2B berbeda dengan B2C adalah harga yang ditawarkan. Produk atau layanan yang diberikan oleh pelaku Business to Business tentu bisa didapat dengan harga grosir.

Hal ini mungkin terjadi karena penjualan dilakukan dalam skala besar dan biasanya produk didapat dari produsen langsung. Maka tak heran jika harga produk lebih murah jika dibandingkan dengan pembelian produk per units.

Itulah beberapa ciri-ciri dan perbedaan B2B dengan B2C. Ternyata, kedua jenis bisnis ini sangat berbeda dari semua hal bukan? (web/ap)

RADARMAGELANG.COM, Magelang – Apa yang membuat perusahaan B2B berbeda dengan perusahaan B2C? Berikut ini adalah ciri-ciri dari perusahaan tersebut.

1. Dilakukan Antar Perusahaan

Perusahaan B2B adalah perusahaan yang melakukan transaksi antara perusahaan atau seorang wirausahawan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Berbeda dengan B2C, kegiatan dari B2B ini tidak menyasar pada konsumen akhir melainkan pada pelaku usaha, seperti UMKM. Kegiatan bisnis ini merupakan hal yang biasa terjadi dalam rantai pasokan barang. Misalnya pada perusahaan yang menyediakan bahan baku untuk keperluan proses manufaktur produk.

2. Relasi Bisnis Telah Terjalin Lama

Pada umumnya perusahaan B2B akan berkembang dengan efektif dan terjadi terus menerus dengan adanya relasi bisnis. Produk dan layanan yang bersifat masif dan dapat memberikan dukungan pada perusahaan pembeli, sehingga memungkinkan hal ini terjadi.

Relasi bisnis ini juga akan memberikan efek pada  penyusunan informasi. Perusahaan penjual akan mengerti dengan baik tentang selera dan kebutuhan perusahaan pembeli. Sehingga layanan B2B dapat ditinggalkan.

3. Pertukaran Data Dapat Dilakukan oleh Salah Satu Pihak

Pertukaran data umum terjadi untuk menjamin kelancaran dalam layanan maupun produk perusahaan yang ditawarkan. Hal ini bisa dilakukan oleh pihak perusahaan pembeli, sehingga tidak harus menunggu perusahaan penjual yang melakukannya.

Pihak perusahaan pembeli bisa mengajukan komplain jika terdapat barang atau layanan yang kurang sesuai dengan perjanjian penjualan. Sehingga perbaikan produk atau layanan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.

4. Pertukaran Data Dilakukan Secara Konsisten

Pertukaran data pada B2B sering kali dilakukan secara terus-menerus antara partnernya. Hal ini bertujuan untuk mengupgrade layanan atau produk agar dapat memenuhi kebutuhan klien.

Kegiatan ini juga dapat meningkatkan kinerja usaha pada pelaku bisnis. Sehingga penting untuk melakukan memperbarui data secara berkala dan terus menerus. Mengingat data informasi dari partner bisnis bisa berubah-ubah kapan saja.

5. Transaksi Dilakukan Dalam Skala Besar

Sudah menjadi hal umum jika kegiatan transaksi dalam Business to Business dilakukan dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan transaksi B2B ditujukan untuk memenuhi kegiatan bisnis, seperti reseller, UMKM, dan sebagainya. Produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan B2B biasanya berupa bahan baku untuk dijual atau diolah kembali.

6. Ditargetkan untuk Pelaku Bisnis

Perusahaan yang bergerak pada Business to Business tidak lagi mengincar konsumen akhir, namun mengincar para pelaku usaha. Hal inilah yang membuatnya berbeda dengan B2C yang menjadikan konsumen akhir sebagai targetnya.

Sebut saja seperti wedding organizer, anak-anak, pecinta kuliner, dan sebagainya. Pada umumnya perusahaan yang berfokus pada Business to Business menawarkan bahan mentah sebagai produk andalannya.

Misalnya suku cadang, bahan pangan, kain, material bangunan, dan sebagainya. Adapun layanan B2B yang berbasis jasa, seperti jasa konsultasi, jasa administrasi perusahaan, jasa finance, dan lainnya.

7. Harga Grosir

Hal yang membuat B2B berbeda dengan B2C adalah harga yang ditawarkan. Produk atau layanan yang diberikan oleh pelaku Business to Business tentu bisa didapat dengan harga grosir.

Hal ini mungkin terjadi karena penjualan dilakukan dalam skala besar dan biasanya produk didapat dari produsen langsung. Maka tak heran jika harga produk lebih murah jika dibandingkan dengan pembelian produk per units.

Itulah beberapa ciri-ciri dan perbedaan B2B dengan B2C. Ternyata, kedua jenis bisnis ini sangat berbeda dari semua hal bukan? (web/ap)

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks