RADARMAGELANG.COM, MAGELANG –Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tidar (Untidar) menggelar diskusi publik tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Gedung dr. H.R. Suparsono, Selasa (21/9/2022).
Diskusi yang diikuti para aktivis mahasiswa di Untidar ini menghadirkan Ketua DPRD Kota Magelang Budi Prayitno dan Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Magelang Taufiq Nurbakin. Hadir juga Rektor Universitas Tidar Magelang Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin.
Rektor Mukh Arifin mengatakan, isu dampak naiknya BBM sudah banyak beredar di media. Namun, ia mengingatkan perlunya memilih dan memilah informasi mana saja yang benar dan yang tidak benar.
“Jika kita salah menerima informasi, jadinya nanti akan terombang-ambing dengan informasi ini. Maka diskusi ini sangat penting, karena kita bisa mengetahui informasi yang layak dan bisa dipercaya untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Taufiq Nurbakin mengatakan berbagai langkah sudah disiapkan Pemkot Magelang dalam mengatasi dampak naiknya BBM di Kota Magelang. Seperti menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,8 miliar. Anggaran ini digunakan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, dalam bentuk program perlindungan dan jaminan sosial. Berupa bantuan langsung tunai dengan sasaran 8.276 KK masing-masing Rp 600.000.
Di bidang transportasi, juga diberikan bantuan stimulan ekonomi angkutan perkotaan dan angkutan jasa. Bantuan yang diberikan berupa BBM 40 liter untuk masing-masing angkutan umum, suku cadang, dan pelumas kendaraan.
Sementara itu, Wakil Ketua BEM KM Untidar Rafsanjani Isa Achmad mengatakan, mahasiswa berperan sebagai social control. Ia berharap Pemkot Magelang mengawasi distribusi bantuan ini agar tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Isa juga menyampaikan solusi dalam menyikapi kebijakan kenaikan BBM. “Mungkin subsidi bisa diperuntukkan hanya untuk roda dua dan angkutan umum saja, sedangkan untuk kendaraan pribadi roda empat dikenakan BBM nonsubsidi sehingga mampu menciptakan pemerataan di masyarakat,” ungkapnya. (rfk/lis)