RADARMAGELANG.COM, MAGELANG – Sejumlah seniman asal Magelang mengadakan melukis on the spot (OTS) di depan Polres Magelang Kota, Kamis (7/7/2022). Materi OTS kali ini mengangkat tema polisi kekinian.
“Tema yang diangkat kita sesuaikan dengan perayaan HUT Bhayangkara ke-76. Kita juga ingin berpartisipasi dan ikut serta memeriahkan ulang tahun kepolisian,” ucap Kaji Habeb, ketua Jaringan Perupa Magelang Magnet Jawa di tengah kesibukannya melukis.
Kaji mengatakan ada sekitar 50 perupa dari berbagai gaya ikut serta dalam melukis OTS kali ini. Seperti pelukis bergaya abstrak, realis, impresif, bahkan seniman bergaya dekoratif. Ia menambahkan hasil OTS kali ini, nantinya akan dipamerkan di Loka Budaya. “Untuk waktunya masih di Juli, namun untuk kapannya nanti kita kasih tahu,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu seniman perupa Magelang Subki mengaku kegiatan ini menjadi wadah bagi para seniman, terutama seniman street art. Ia mengatakan masih banyak masyarakat yang menganggap kegiatan mural disamakan dengan kegiatan vandalisme.
“Padahal tidak, kami hanya menuangkan pesan dan ide saja. Pesan tidak hanya dilisankan atau dituliskan tetapi lewat seni lukisan juga. Bahkan lukisan yang kami buat juga tidak asal-asalan,” ujarnya. (rfk/mg5/mg6/lis)
RADARMAGELANG.COM, MAGELANG – Sejumlah seniman asal Magelang mengadakan melukis on the spot (OTS) di depan Polres Magelang Kota, Kamis (7/7/2022). Materi OTS kali ini mengangkat tema polisi kekinian.
“Tema yang diangkat kita sesuaikan dengan perayaan HUT Bhayangkara ke-76. Kita juga ingin berpartisipasi dan ikut serta memeriahkan ulang tahun kepolisian,” ucap Kaji Habeb, ketua Jaringan Perupa Magelang Magnet Jawa di tengah kesibukannya melukis.
Kaji mengatakan ada sekitar 50 perupa dari berbagai gaya ikut serta dalam melukis OTS kali ini. Seperti pelukis bergaya abstrak, realis, impresif, bahkan seniman bergaya dekoratif. Ia menambahkan hasil OTS kali ini, nantinya akan dipamerkan di Loka Budaya. “Untuk waktunya masih di Juli, namun untuk kapannya nanti kita kasih tahu,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu seniman perupa Magelang Subki mengaku kegiatan ini menjadi wadah bagi para seniman, terutama seniman street art. Ia mengatakan masih banyak masyarakat yang menganggap kegiatan mural disamakan dengan kegiatan vandalisme.
“Padahal tidak, kami hanya menuangkan pesan dan ide saja. Pesan tidak hanya dilisankan atau dituliskan tetapi lewat seni lukisan juga. Bahkan lukisan yang kami buat juga tidak asal-asalan,” ujarnya. (rfk/mg5/mg6/lis)
