RADARMAGELANG.COM – Populasi red devil di Waduk Gajah Mungkur (WGM) telah diketahui Dinas Kelautan Dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri. Kemunculan ikan predator ini dimungkinkan karena tercampur bibit ikan nila.
Kabid Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri Catur Wuryaningsih sepakat bahwa red devil bukanlah ikan asli dari perairan Wonogiri. Habitat aslinya bukanlah Indonesia.
“Kalau ikan asli perairan di Wonogiri itu seperti sogo, tawes dan lainnya. Kalau ikan introduction itu seperti ikan nila dan patin yang masuk lewat penebaran benih ikan di WGM,” terang dia.
Pihaknya mengetahui adanya red devil di WGM beberapa tahun belakangan. Dugaan dinas, disengaja atau tidak, ada bibit red devil yang masuk di perairan WGM.
Sebab, ikan predator seperti red devil maupun bawal tidak ditebar di waduk seperti halnya nila atau patin demi kelestarian. Itu karena red devil memangsa ikan lain yang berukuran kecil.
Dugaan lain, bibit red devil yang tercampur di bibit nila, dan secara tidak sengaja ditebar di karamba jaring apung. Menurut Catur, saat masih benih, wujud red devil dan nila sangat mirip.
“Akhir-akhir ini memang banyak temuan red devil. Misalnya, beberapa waktu lalu di los penjualan ikan di Kecamatan Baturetno, ada red devil tapi tidak banyak. Yang banyak di Gumiwang (Wuryantoro) di dekat karamba,” beber dia.
Tidak diketahui secara pasti kapan red devil mulai masuk dan menginvasi WGM. Namun, kata Catur, sekitar lima tahun terakhir, ada tangkapan red devil dari masyarakat.
Red devil kurang disukai pemancing atau nelayan. Sebab memiliki duri cukup banyak. Selain itu, nilai ekonomisnya tak bagus.