24.3 C
Magelang
Sunday, 10 December 2023

Sosok KH Raden Asnawi, Pendiri Pondok Bendan Kudus yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

RADARMAGELANG.COM, KUDUS – KH Raden Asnawi pendiri dan pengasuh pondok Bendan diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Ini terungkap dalam diskusi sejarawan dan para akademisi di aula perpustakaan IAIN Kudus, kemarin.

Sosok Mbah Asnawi dipandang sangat layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Karena  keterlibatannya dalam perjuangan tanah air.

Mulai dari membekali Salawat pada pemuda laskar bersenjata hingga menolak menjadi qadli oleh pemerintah kolonial Belanda.

“KH Asnawi memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Kecintaannya kepada tanah air Indonesia juga diwujudkan dalam bait-bait syair Salawat, yang berbunyi dengan terjemahan aman aman aman, Indonesia raya aman,” ungkap Sejarawan Kudus Aslim Akmal.

Akmal menjelaskan pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia, terutama pada menjelang agresi Belanda pertama, Mbah Asnawi mengadakan gerakan pembekalan secara batiniah kepada pemuda-pemuda yang tergabung dalam laskar bersenjata.

Beliau membekali dengan mengamalkan wirid surat Al-fil dan Salawat Nariyah.

“Bekal doa tersebut selalu diberikan sebelum mereka (pemuda, Red) berangkat ke Medan pertahanan di Genuk, Alastuwo, Semarang,” katanya.

RADARMAGELANG.COM, KUDUS – KH Raden Asnawi pendiri dan pengasuh pondok Bendan diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Ini terungkap dalam diskusi sejarawan dan para akademisi di aula perpustakaan IAIN Kudus, kemarin.

Sosok Mbah Asnawi dipandang sangat layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Karena  keterlibatannya dalam perjuangan tanah air.

Mulai dari membekali Salawat pada pemuda laskar bersenjata hingga menolak menjadi qadli oleh pemerintah kolonial Belanda.

“KH Asnawi memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Kecintaannya kepada tanah air Indonesia juga diwujudkan dalam bait-bait syair Salawat, yang berbunyi dengan terjemahan aman aman aman, Indonesia raya aman,” ungkap Sejarawan Kudus Aslim Akmal.

Akmal menjelaskan pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia, terutama pada menjelang agresi Belanda pertama, Mbah Asnawi mengadakan gerakan pembekalan secara batiniah kepada pemuda-pemuda yang tergabung dalam laskar bersenjata.

Beliau membekali dengan mengamalkan wirid surat Al-fil dan Salawat Nariyah.

“Bekal doa tersebut selalu diberikan sebelum mereka (pemuda, Red) berangkat ke Medan pertahanan di Genuk, Alastuwo, Semarang,” katanya.

Artikel Terkait

POPULER

TERBARU

Enable Notifications OK No thanks