RADARMAGELANG.COM – Berita duka datang dari Semarang. Ahmad Ali bin Ali Yasin, salah satu koki bubur India yang selalu ditunggu setiap Ramadan meninggal, kemarin, Senin 8 Mei 2023.
Diketahui, Ahmad Ali sudah selama 15 tahun terakhir menjadi koki bubur India di Masjid Jami Pekojan, Semarang.
Di rumah duka, Kampung Begog No 408 RT 11 RW 03 Kelurahan Purwodinatan, Semarang kemarin dipenuhi para pelayat. Mereka datang silih berganti untuk mendoakan mendiang Ahmad Ali.
Nama Ahmad Ali cukup dikenal. Apalagi bagi jamaah Masjid Jami Pekojan. Ahmad Ali juga dikenal sebagai tokoh dermawan.
Ketua RT 11 RW 03 Kelurahan Purwodinatan Lukman Ferdian mengungkapkan, Ahmad Ali tinggal bersama istri dan anak bungsunya. Sedangkan anak sulungnya tinggal di Solo dan anak nomor dua tinggal di Cilacap.
“Anak bungsunya atau anak nomor tiga masih kuliah,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Senin (8/5).
Dikatakan, sudah lama Ahmad Ali menderita sakit. Namun sejak tiga bulan ini sakitnya semakin parah.
“Sakitnya macam-macam. Yang saya dengar, sakit gula kering menjadi gula basah,” ujarnya.
Reporter:
jpg
RADARMAGELANG.COM – Berita duka datang dari Semarang. Ahmad Ali bin Ali Yasin, salah satu koki bubur India yang selalu ditunggu setiap Ramadan meninggal, kemarin, Senin 8 Mei 2023.
Diketahui, Ahmad Ali sudah selama 15 tahun terakhir menjadi koki bubur India di Masjid Jami Pekojan, Semarang.
Di rumah duka, Kampung Begog No 408 RT 11 RW 03 Kelurahan Purwodinatan, Semarang kemarin dipenuhi para pelayat. Mereka datang silih berganti untuk mendoakan mendiang Ahmad Ali.
Nama Ahmad Ali cukup dikenal. Apalagi bagi jamaah Masjid Jami Pekojan. Ahmad Ali juga dikenal sebagai tokoh dermawan.
Ketua RT 11 RW 03 Kelurahan Purwodinatan Lukman Ferdian mengungkapkan, Ahmad Ali tinggal bersama istri dan anak bungsunya. Sedangkan anak sulungnya tinggal di Solo dan anak nomor dua tinggal di Cilacap.
“Anak bungsunya atau anak nomor tiga masih kuliah,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Senin (8/5).
Dikatakan, sudah lama Ahmad Ali menderita sakit. Namun sejak tiga bulan ini sakitnya semakin parah.
“Sakitnya macam-macam. Yang saya dengar, sakit gula kering menjadi gula basah,” ujarnya.
Reporter:
jpg